-->

Salem Witch Trials: Tragedi Tuduhan Sihir Paling Brutal

Pemeriksaan Penyihir" oleh Thompkins H. Matteson, 1853.


Lukisan diatas umumnya diyakini menggambarkan peristiwa dalam persidangan penyihir Salem. Versi awal karya ini dipamerkan seniman di New York pada 1848, disertai kutipan dari buku John Greenleaf Whittier, Supernaturalism of New England (1847): "Mary Fisher, seorang gadis muda, ditahan oleh Wakil Gubernur Bellingham saat Gubernur Endicott absen. Ia dipermalukan dengan dilucuti pakaiannya untuk mencari 'tanda Iblis' sebagai bukti statusnya sebagai penyihir." Lihat "A Study of the Life and Work of the Nineteenth Century Artist Tompkins Harrison Matteson (1813-1884)" oleh Harriet Hocter Groeschel, tesis M.A., Universitas Syracuse, 1985, hlm. 37-38.

Sumber: Museum Peabody Essex, Salem, Massachusetts.


Salem, Massachusetts, Amerika Serikat, dikenal memiliki ikon wisata unik yang masih berdiri hingga kini, yakni Museum Penyihir. Namun, museum ini tidak menampilkan benda-benda ajaib ala Harry Potter, melainkan menjadi pusat sejarah kelam yang terjadi di kota tersebut puluhan tahun silam.


Kota Salem didirikan pada tahun 1629. Berdiri di dataran tandus yang kala itu belum tersentuh teknologi internet. Konon, karena ketiadaan platform hiburan seperti YouTube di zaman itu, warga setempat kerap menuduh sesamanya sebagai penyihir untuk dieksekusi sebagai "hiburan".


Tahun 1641 menjadi tahun ketika hukum kolonial Inggris mulai diterapkan di kota ini. Masyarakat saat itu masih kuat mempercayai roh dan ilmu hitam. Segala kejadian aneh kerap dikaitkan dengan praktik sihir.


Akar persoalan bermula pada tahun 1688. Saat itu, Martha Goodwin, seorang gadis penduduk setempat, terlibat pertengkaran dengan Goode Glover, seorang tukang cuci. Usai insiden itu, Martha tiba-tiba terjangkit penyakit misterius yang kemudian menular ke kedua saudaranya.


Warga yang meyakini Martha menjadi korban mantra Glover pun melaporkan kejadian tersebut kepada Gubernur. Insiden ini menjadi pemicu awal rentetan tragedi terkait tuduhan sihir di Salem.


Goode Glover akhirnya ditangkap dan dipaksa mengakui tuduhan menggunakan ilmu hitam terhadap Martha dan saudaranya. Jika menolak, ancaman hukuman gantung menantinya. Pada akhirnya, Glover dieksekusi.


Semakin Menjadi-Jadi

Meski Glover telah dihukum, wabah serupa kembali terjadi pada tahun 1692. Abigail Williams (11) dan Elizabeth Parris (9) serta sejumlah warga lain terjangkit penyakit misterius. Dokter setempat menyatakan bahwa kondisi tersebut adalah hasil ilmu sihir.


Keyakinan bahwa masih ada penyihir yang aktif memicu warga saling menuduh. Tituba, seorang budak perempuan, dituduh sebagai penyihir karena memberi makan anjingnya dengan "kue sihir" buatannya. Tuduhan juga mengarah ke Sarah Good dan Sarah Osborne.


John Hathorne dan Jonathan Corwin, petugas kepolisian setempat, langsung memeriksa ketiganya. Tak hanya itu, tiga orang lain—Mercy Lewis, Mary Walcott, dan Mary Warren—mengaku tertular penyakit aneh dari Ann Putnam Junior. Ann Putnam kemudian menuduh Martha Cory sebagai penyihir, sementara Abigail Williams menuding Rebecca Nurse.

Deputi Polisi Samuel Brabrook turun tangan menangkap Dorcas Good, yang kemudian diperiksa oleh Hathorne dan Corwin. Rebecca Nurse juga diamankan. Tuduhan merembet ke Elizabeth Proctor dan Sarah Cloyce, adik Rebecca Nurse. Sarah Cloyce dianggap terlibat karena membela kakaknya dengan keras, bahkan menyatakan yakin Rebecca bukan penyihir.


John Proctor (suami Elizabeth Proctor) turut dituduh sebagai penyihir setelah membela istrinya. Ini menjadikannya lelaki pertama yang tersangkut kasus sihir. Gelombang tuduhan terus meruyak, memicu penangkapan massal warga—baik laki-laki maupun perempuan—yang langsung dijebloskan ke penjara.


Situasi Salem memuncak pada 27 Mei 1692. Pengadilan besar digelar, dengan Bridget Bishop menjadi wanita pertama yang dihukum gantung hari itu. Tuduhan muncul setelah Elizabeth Booth, yang menuduhnya, menunjukkan gejala penyakit aneh.


Di hari yang sama, Rebecca Nurse, Susannah Martin, Elizabeth Howe, Sarah Good, dan Sarah Wildes juga diadili dan dihukum gantung. Rentetan eksekusi berlanjut dengan George Jacobs Senior, Martha Carrier, George Burroughs, John Willard, serta John dan Elizabeth Proctor (suami-istri) yang dinyatakan bersalah. Semua dihukum gantung, kecuali Elizabeth Proctor yang sedang hamil.


Martha Corey, Mary Easty, Alice Parker, Ann Pudeator, Dorcas Hoar, dan Mary Bradbury ikut menjadi korban. Daftar ini bertambah dengan Giles Cory.


Pada 17 September 1692, pengadilan kembali digelar. Margaret Scott, Wilmott Redd, Samuel Wardwell, Mary Parker, Abigail Faulkner, Rebecca Earnes, Mary Lacy, Ann Foster, dan Abigail Hobbs dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman gantung.


Nasib paling mengerikan dialami Giles Cory. Pria itu ditindih batu besar hingga tewas setelah menolak mengakui tuduhan sihir. Eksekusi sadis ini berlangsung selama dua hari sebelum akhirnya ia menghembuskan napas terakhir. Beberapa hari kemudian, Martha Cory, Margaret Scott, Mary Easty, Alice Parker, Ann Pudeator, Willmott Redd, Samuel Wardwell, dan Mary Parker menyusul dihukum gantung.


Rentetan eksekusi terus berlanjut hingga korban mencapai ratusan jiwa. Salem kala itu bahkan membentuk pengadilan khusus bernama “Pengadilan Sihir” yang bertugas menyidang dan memutuskan status seseorang sebagai penyihir atau tidak. Jika dinyatakan bersalah, vonis hukuman mati langsung dijatuhkan.



(Museum Penyihir di Salem, Massachusetts, tak lama setelah senja, pada Januari 2021. Bangunan ini masih dihiasi dengan dekorasi liburan, wikipedia.org)


Kesalahan Sistem

Kegilaan massal ini akhirnya berhenti pada tahun 1697. Pengadilan Salem secara resmi mengakui kesalahan mereka setelah menyadari ratusan warga dihukum tanpa bukti kuat.


Kini, Museum Penyihir di Massachusetts berdiri sebagai pengingat tragedi kelam tersebut. Tempat ini mengabadikan narasi sejarah tentang ketakutan irasional, histeria massa, dan konsekuensi fatal dari tuduhan tanpa dasar.

🚨

Yang Terhormat Pembaca Blog ArsipKriminal,

Kami menghimbau untuk tidak melakukan copy-paste konten tanpa izin. Setiap artikel dibuat dengan usaha dan waktu yang tidak singkat. Untuk mengutip materi, wajib sertakan sumber dengan tautan aktif (backlink) ke laman ini. Keberatan? Hubungi Kami!

LihatTutupKomentar