![]() |
(Pemberitaan di Koran Belanda tentang Ourang Medan) |
Selat Malaka, Februari 1948 – Kapal SS Ourang Medan menjadi pusat misteri kelam setelah mengirimkan sinyal SOS mendebarkan ke dua kapal lain, Baltimore dan Silver Star, yang sedang berlayar di perairan Selat Malaka. Sinyal darurat yang diterima pada Februari 1948 itu hanya berisi pesan singkat bernada mengerikan:
"Semua perwira sudah tewas. Jenazah kapten tergeletak di ruang kendali. Seluruh awak kapal diduga sudah tidak bernyawa."
Kapal Silver Star yang menerima koordinat lokasi sinyal langsung bergerak cepat menuju posisi SS Ourang Medan. Sebelumnya, kru Silver Star juga menangkap beberapa sinyal Morse tambahan dari kapal tersebut, yang semakin memperkuat urgensi untuk segera memberikan bantuan.
Beberapa jam setelah menerima sinyal terakhir, komunikasi dari SS Ourang Medan tiba-tiba terputus. Meski kapal Silver Star telah mendekat dan sang kapten bahkan melihat bayangan kapal itu melalui teropong, tidak ada respons sama sekali saat mereka mencoba menghubungi kembali.
Baca Juga: Andre Rand 'Cropsey': Pembunuh Berantai & Surat Penjara Misterius
Merasa situasi semakin mencurigakan, Kapten Silver Star mengerahkan tim khusus untuk memeriksa langsung SS Ourang Medan. Tim penyelamat yang mendarat di dek kapal langsung dihadapkan pada pemandangan mengerikan: puluhan jenazah awak kapal berserakan di atas dek dengan wajah pucat dan mata terbuka lebar, seolah membeku dalam ketakutan.
Tak gentar, tim melanjutkan pencarian ke bagian dalam kapal. Saat memasuki ruang kendali, horror semakin menjadi-jadi. Kapten SS Ourang Medan dan sejumlah perwira senior ditemukan tewas dalam posisi terkumpul di ruangan sempit, seolah sedang membahas sesuatu sebelum ajal menjemput.
Tak satu pun penghuni SS Ourang Medan selamat. Tim penyelamat menemukan operator radio tewas terkulai di dekat perangkatnya, bahkan bangkai anjing peliharaan awak kapal tergeletak kaku di bawah dek. Seluruh makhluk hidup di kapal itu "musnah tanpa jejak perlawanan".
Tim penyelidik berusaha mengumpulkan petunjuk, tetapi tidak menemukan kerusakan struktural, bekas senjata, atau tanda pertempuran di mesin, dek, maupun bagian lain kapal. "Tidak ada lubang peluru, goresan, atau kerusakan mekanis. Seolah kematian mereka terjadi secara instan tanpa penyebab fisik,"
Situasi semakin aneh ketika kobaran api tiba-tiba melalap area kargo kapal. Api menyebar cepat ke seluruh bagian SS Ourang Medan, memaksa tim penyelamat menyelamatkan diri dengan melompat kembali ke sekoci. "Kami hampir tertimpa ledakan. Kapal itu seperti ingin menghilangkan semua bukti dengan membakar dirinya sendiri,"
Tak lama setelah tim penyelamat menyelamatkan diri, SS Ourang Medan dilaporkan meledak dahsyat sebelum akhirnya tenggelam ke dasar Selat Malaka. Ledakan itu menghancurkan sisa-sisa kapal sekaligus mengubur semua petunjuk yang mungkin bisa mengungkap penyebab kematian massal awaknya.
Kisah yang Dipertanyakan
Meski tragedi ini pertama kali diangkat ke publik melalui Proceedings of the Merchant Marine Council terbitan US National Coast Guard pada 1953, keberadaan SS Ourang Medan sendiri masih menjadi perdebatan. Tidak ada dokumen pelayaran resmi, daftar muatan, atau registrasi kapal dengan nama tersebut yang ditemukan di arsip maritim global.
Banyak teori mencoba mengurai misteri kematian massal di SS Ourang Medan. Salah satu hipotesis paling populer menyebutkan bahwa dek kapal dipenuhi gas beracun (seperti karbon monoksida atau sianida) dari muatan ilegal, menyebabkan keracunan akut dan mass hysteria di antara awak kapal. Namun, teori ini dipertanyakan secara logistik.
"Jika gas beracun ada di dek, tim penyelamat dari Silver Star yang naik ke kapal pasti juga akan keracunan. Tapi tidak ada laporan gejala seperti itu pada mereka."
Argumen lain menyatakan gas mungkin hanya tersebar di area terbatas. Namun, hal ini tidak menjawab mengapa seluruh awak kapal—termasuk operator radio di ruang terpisah dan anjing di bawah dek—tewas hampir bersamaan. "Gas perlu waktu untuk menyebar. Pasti ada yang sempat menyelamatkan diri atau meninggalkan jejak kepanikan, tapi tidak ada tanda-tanda itu di kapal."
Teori Penyusup dan Logika Bunuh Diri
Spekulasi lain mengusulkan adanya penyusup yang menyabotase SS Ourang Medan. Hal ini dianggap menjelaskan mengapa kapten dan perwiranya berkumpul di ruang kendali—mungkin untuk merencanakan respons darurat. Kebakaran di area kargo juga diduga sengaja disulut untuk mengusir tim penyelamat Silver Star. Namun, teori ini menuai kritik: jika kapal sengaja diledakkan oleh pelaku, bukankah itu berarti aksi bunuh diri?
Ketiadaan bukti fisik memicu teori liar. Sebagian masyarakat meyakini kapal itu dijangkiti kutukan atau menjadi target makhluk halus. Forum-forum konspirasi bahkan menyebut kemungkinan keterlibatan alien, merujuk pada ekspresi ketakutan luar biasa di wajah korban dan kematian misterius anjing di bawah dek.
"Kematian massal tanpa jejak trauma hanya mungkin dilakukan oleh kekuatan di luar pemahaman manusia. Ini mirip kasus Dyatlov Pass di lautan."
Sejumlah sejarawan menduga kisah SS Ourang Medan hanyalah legenda masyarakat terdahulu yang diciptakan pelaut untuk hiburan atau menutupi insiden memalukan. Tidak adanya dokumen resmi tentang kapal ini—mulai dari registrasi, muatan, hingga laporan pelabuhan—memperkuat dugaan ini.
Apakah ini tragedi nyata yang terhapus sejarah, kumpulan imajinasi, atau ada tangan-tangan tak terlihat yang sengaja mengubur kebenaran? Jawabannya mungkin tenggelam bersama SS Ourang Medan di kegelapan Selat Malaka.
Yang Terhormat Pembaca Blog ArsipKriminal,
Kami menghimbau untuk tidak melakukan copy-paste konten tanpa izin. Setiap artikel dibuat dengan usaha dan waktu yang tidak singkat. Untuk mengutip materi, wajib sertakan sumber dengan tautan aktif (backlink) ke laman ini. Keberatan? Hubungi Kami!