 |
Gambar oleh Jdreed / CC BY 3.0 via Wikimedia Commons. |
"Jika kau melanggar aturan masyarakat, kau dikirim ke penjara. Jika kau melanggar aturan penjara, kau dikirim ke Alcatraz."
Kutipan ikonik itu melekat pada penjara Alcatraz, yang dijuluki The Rock. Fasilitas ini dibangun di atas pulau terisolasi di lepas pantai San Fransisco, Amerika Serikat.
Pada era operasionalnya, Alcatraz dianggap sebagai penjara dengan sistem keamanan paling ketat yang pernah ada. Letaknya yang strategis di pulau karang berjarak 2 kilometer dari pesisir San Francisco menjadi faktor utama.
Dikelilingi perairan dalam, bersuhu sedingin es, satu-satunya akses menuju pulau adalah melalui perahu khusus milik petugas. Kombinasi isolasi geografis dan protokol keamanan membuat Alcatraz menyandang gelar The Most Secure Prison on Earth.
Gelar tersebut, sayangnya, harus pupus seiring waktu.
 |
(Dari Kiri ke kanan) |
Siapakah Para Narapidana yang Merencanakan Pelarian Tersebut?
Kelompok itu terdiri dari empat orang:
- John William Anglin – Ditangkap karena terjerat kasus perampokan.
- Clearence Anglin – Saudara kandung John William. Ironisnya, mereka tertangkap akibat melakukan perampokan bersama.
- Frank Morris – Sering keluar-masuk penjara karena berbagai kasus hingga akhirnya dipindahkan ke Alcatraz.
- Allen West – Terjerat kasus gembong pencurian mobil dan suku cadang.
Rencana pelarian mereka dinilai jenius. Pasalnya, para penjaga dan sipir tidak menyadari aksi tersebut hingga mereka benar-benar kabur dari Alcatraz.
Pelarian ini akan dibahas dalam empat fase:
FASE 1: IDE GILA
Yang pertama mencetuskan ide kabur dari penjara adalah Allen West pada awal tahun 1960. Saat itu, ia menemui Frank Morris dan menyatakan bahwa lubang ventilasi besi di sell-nya cukup rapuh untuk dijebol jika beton di sekitarnya digali.
Allen berasumsi bahwa semua sell penjara memiliki konstruksi identik, sehingga setiap ventilasi berpotensi dijebol. Ia menduga, ruang di balik lubang ventilasi adalah lorong sempit berisi jalur pipa yang bisa mengantarkan mereka ke atap.
 |
Lorong utilitas tidak dijaga di belakang sel narapidana pelarian. |
Frank Morris awalnya tidak percaya. Untuk membuktikan teori itu, Allen West mengajukan diri bekerja di kru maintenance penjara agar bisa memeriksa blueprint bangunan Alcatraz.
Setelah Allen memastikan kebenaran teorinya, Morris setuju bergabung. Mereka pun mengajak John William Anglin dan Clearence Anglin untuk merancang pelarian. Letak sell Frank dan Allen yang berjajaran memudahkan diskusi, sehingga rencana cepat tersusun.
FASE 2: RENCANA DAN TIPU MUSLIHAT
Rencana mereka tidak spektakuler seperti adegan kabur dalam film Death Race. Alih-alih menyerang gerbang depan dengan mobil bersenjata, mereka fokus pada strategi diam-diam.
 |
Sel penjara narapidana pelarian, dengan lubang ventilasi yang diperlebar di bawah wastafel. |
Mereka menggunakan sendok untuk menggali beton di sekitar ventilasi besi. Dengan merusak pondasi samping ventilasi, mereka berhasil mencopotnya dan membuat lubang cukup untuk tubuh mereka melintas.
Untuk mengatasi tantangan geografis Alcatraz, mereka merakit perahu karet dan pelampung dari jas hujan curian dari bagian maintenance. Perahu dijahit dan direkatkan dengan memanfaatkan pipa uap sebagai alat pemanas.
 |
Kepala tiruan yang ditemukan di sel Morris. Hidungnya patah akibat terjatuh dari tempat tidur dan menghantam lantai setelah seorang penjaga meraih melalui jeruji lalu mendorongnya. |
Mereka juga membuat replika kepala dari campuran kertas koran, sabun, dan remahan beton ventilasi. Tiruan ini dicat dan dilengkapi rambut asli yang diperoleh Clearence—yang bekerja di bagian pangkas rambut penjara. Kepala palsu itu diletakkan di tempat tidur untuk mengelabui petugas selama inspeksi.
FASE 3: EKSEKUSI
Persiapan panjang akhirnya dieksekusi. Mereka memilih malam hari sebagai waktu pelarian untuk memaksimalkan kesempatan.
Ventilasi yang dijebol ditutupi dengan replika ventilasi buatan dari bahan serupa yang digunakan untuk membuat kepala tiruan. Mereka juga menyamarkan area yang rusak dengan instrumen musik—yang pengadaannya disetujui sipir penjara setelah diajukan permohonan.
Saat petugas tidak berjaga ketat, mereka menaruh kepala buatan di kasur dalam posisi tidur, ditutupi selimut agar terlihat natural. Setelah itu, mereka menyelinap melalui lubang menuju atap.
Allen West, sang pencetus ide, gagal kabur karena masalah teknis pada ventilasi sell-nya. Ia terpaksa ditinggalkan.
Frank Morris, John William, dan Clearence diduga memanjat pipa, keluar dari atas bangunan, lalu melintasi pagar menuju pesisir. Setelah itu, jejak mereka hilang.
Petugas baru menyadari kehilangan mereka pagi harinya, saat seorang sipir membangunkan Frank Morris dan menemukan "kepala" korban menggelinding dari kasur.
FASE 4: PENCARIAN
Upaya pencarian terhadap ketiga narapidana tidak membuahkan hasil. Sipir penjara akhirnya menyimpulkan bahwa mereka tenggelam akibat arus kuat dan jarak jauh antara Alcatraz dengan pesisir San Fransisco. Namun, teori ini tidak didukung bukti konkret karena jasad mereka tak pernah ditemukan.
Beberapa bulan kemudian, pelampung darurat yang diduga milik narapidana ditemukan mengapung di dekat pulau. Temuan ini menguatkan dugaan bahwa mereka tewas akibat hipotermia, dengan jasad terdampar di dasar laut.
Tanpa bukti fisik atau saksi, kasus pelarian legendaris ini resmi ditutup. Nasib Frank Morris, John William, dan Clearence Anglin tetap menjadi misteri hingga kini.
SURAT MISTERIUS
Pada tahun 2013, FBI menerima surat anonim yang mengklaim ditulis oleh John William Anglin, salah satu dari tiga narapidana yang kabur dari Alcatraz pada 1962. Surat ini memicu pembukaan kembali kasus yang telah ditutup selama puluhan tahun. Pengirim menyatakan diri berusia 83 tahun, tinggal di California Selatan, dan mengidap kanker stadium akhir. Dia menawarkan kesepakatan: perawatan medis sebagai imbalan untuk menyerahkan diri dan menjalani hukuman penjara selama satu tahun .
Surat tersebut menyebutkan bahwa Frank Morris meninggal pada 2005 dan dimakamkan di Alexandria, Virginia, dengan identitas palsu. Sementara saudara John, Clarence Anglin, diklaim telah meninggal pada 2011. Klaim ini dianggap menggugah karena menyertakan informasi spesifik, meski tidak ada bukti fisik yang mendukung. Keluarga Anglin sendiri meragukan keaslian surat ini. Ken Widner, sepupu John dan Clarence, menyatakan: "Jika dia benar-benar John, tentu dia akan kembali kepada kami" .
FBI awalnya menyikapi surat ini dengan serius. Analisis forensik dilakukan untuk memverifikasi tulisan tangan dan tinta, tetapi hasilnya tidak konklusif. Meski demikian, surat ini memicu spekulasi bahwa ketiga pelarian mungkin selamat dan hidup dalam persembunyian. Sejak 2013 hingga kini, tidak ada perkembangan lebih lanjut dari investigasi ini, membuat misteri semakin kabur .
Kisah pelarian ini difilmkan dalam Escape from Alcatraz (1979), dibintangi Clint Eastwood sebagai Frank Morris. Film ini dianggap sebagai adaptasi paling autentik karena menggambarkan detail rencana pelarian, termasuk penggunaan kepala boneka dan pembuatan perahu dari jas hujan. Meski fiksi, film ini memperkuat narasi bahwa pelarian mungkin berhasil—sesuatu yang masih diperdebatkan hingga kini.
🚨
Yang Terhormat Pembaca Blog ArsipKriminal,
Kami menghimbau untuk tidak melakukan copy-paste konten tanpa izin. Setiap artikel dibuat dengan usaha dan waktu yang tidak singkat. Untuk mengutip materi, wajib sertakan sumber dengan tautan aktif (backlink) ke laman ini. Keberatan? Hubungi Kami!